skip to main |
skip to sidebar
desir angin menghembus malam yang berselimut gelap kepekatan,
kala hembusan ruh mengalir seiring ujung kedua lutut memijak bumi,
tumpu menyanggah beban yang menggelayut dalam usia kekinian,
rebah raga menyadarkan diri hanyalah sebagai hamba bertuan pada Yang Maha Memiliki,
sembari mencari jawab bila waktu menghentikan jazad untuk menikmati kefanaan,
dalam yakinku bahwa itu adalah hal yang pasti terjadi [percikan-kalbukoe.blogspot.com]
>hw15052011<